Aktivitas Tambangan di Pulau Wawonii, Jatam Khawatirkan Pulau Lenyap

Gubernur Sulawesi Tenggara didesak mencabut Izin Usaha Pertambangan enam perusahaan tambang di Kabupaten Konawe Kepulauan.

Sesuai peraturan perundangan, di pulau-pulau kecil tidak dibolehkan ada pemanfaatan aktivitas pertambangan. Sementara warga khawatir, adanya tambang akan menghilangkan mata pencaharian mereka dan menimbulkan dampak buruk terhadap lingkungan juga kesehatan.

Mondo Maskuri sudah tak lagi bertegur sapa dengan pamannya setahun terakhir. Gara-garanya, keluarga Mondo dan sang paman beda pendapat soal keberadaan perusahaan tambang nikel, PT Gema Kreasi Perdana.

Pemuda 24 tahun yang tinggal di Desa Roko-Roko, Kecamatan Wawonii Selatan ini berkeras menolak tambang.

Tapi si paman sebaliknya dan karena itu menjual lahan kebun seluas enam hektar ke perusahaan tersebut.

“Jadi hubungan silaturahmi mulai renggang,” ujar Mondo kepada Quin Pasaribu yang melaporkan untuk BBC News Indonesia.

Luas kebun milik keluarga Mondo dua hektar dan ditanami cengkeh serta jambu mete.

Sejak setahun lalu, PT Gema Kreasi Perdana tak berhenti membujuk keluarganya agar menjual tanah mereka.

Kata Mondo, perusahaan menghargai satu pohon kelapa kopra sebesar Rp900.000 begitu pula dengan cengkeh dan jambu mete. Iming-iming lain, warga ditawari berangkat umroh dan mendapat gaji Rp12 juta jika bersedia menyerahkan lahannya dan bekerja di perusahaan.

“Faktanya, mereka yang bekerja di perusahaan upahnya Rp3 juta. Jadi tidak sesuai fakta,” sambungnya.

Tapi cerita putusnya hubungan keluarga, tak cuma dialami Mondo. Ia mengatakan, banyak kakak-adik maupun suami-istri yang akhirnya tak saling mengakui.

Bagi Mondo sekeluarga, jika menjual lahan kebun sama saja melenyapkan sumber mata pencaharian dan yang lebih dikhawatirkan tambang mengancam lingkungan dan kesehatan mereka.

“Kalau misalkan perusahaan masuk tidak hanya mengancam pertanian, tapi juga ruang hidup warga terbatas. Yang ditakutkan, dampak lingkungan yang timbul di kemudian hari.”

Sumber: BBC Indonesia

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*